PERUBAHAN PARIGI MOUTONG

PERUBAHAN PARIGI MOUTONG

Sabtu, 29 Desember 2012

Kapolri: Tak Hanya Polisi yang Menangani Teroris


Kapolri: Tak Hanya Polisi yang Menangani TerorisKOMPAS/HENDRA A SETYAWANKapolri Jenderal (pol) Timur Pradopo (kiri)
JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo menegaskan, penanganan terorisme di Indonesia tak cukup hanya dilakukan oleh kepolisian. Polisi membutuhkan kolaborasi dengan instansi terkait dan masyarakat. Hal ini dikatakan Timur menanggapi aksi teror di Poso, Sulawesi Tengah.

"Dari kementerian-kementerian yang lain, lintas departemen, sehingga penanganan Poso adalah penanganan utuh, preemtif, preventif, sampai penegakan hukum. Itu yang harus dicamkan," ujar Timur, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (26/12/2012).

Timur mengatakan, sejauh ini, Polri telah dibantu oleh Badan Intelijen Negara (BIN) dan  lembaga lainnya. Hal itu sebagai upaya deteksi dini dan menciptakan suasana kondusif. "Artinya, pelaksanaan di sana untuk mendukung pembangunan harus kondusif. Itu harus kita lakukan sehingga dalam penanganan Poso ini, Polri dibantu oleh back up intelijen, dari BIN, dari intelijen-intelijen lain," terangnya.

Ia berharap masyarakat dapat berperan membantu polisi dalam tahap pencegahan dan tidak terjadi konflik di Poso seperti beberapa tahun lalu. "Masalah preventif juga begitu. Kita kedepankan juga masyarakat bersama aparat keamanan. Insya Allah, kalau itu kita laksanakan semua, masyarakat Poso akan mempunyai daya tangkal," kata Timur.

Seperti diberitakan, tiga polisi tewas ditembak orang tak dikenal yang diduga kelompok teroris, Kamis (20/12/2012). Saat itu, puluhan anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah dan Palu tengah melakukan patroli di kawasan Tambarana, Kalora, Poso. Tiba-tiba mereka diserang kelompok bersenjata. Baku tembak terjadi pukul 10.00 sampai 13.00. I Wayan tewas akibat luka tembak di bagian dada sebelah kanan, Winarto bagian dada, dan Ruslan di bagian kepala, kemudian menyusul Briptu Eko Wijaya yang sempat dirawat di Rumah Sakit Undata Palu. Eko meninggal dunia, Sabtu (22/12/2012) sekitar pukul 23.15. Ia tertembak di bagian perut dan tangan kiri.

Sementara itu, Briptu Siswandi yang tertembak pada bagian leher masih menjalani perawatan. Selain itu, pada perayaan Natal, Selasa (25/12/2012) kemarin, kepolisian menemukan bom aktif yang siap diledakkan di Pos Terpadu Polisi, Pasar Sentral Poso. Bom waktu itu ditemukan pagi hari sekitar pukul 06.00. Beruntung tim penjinak bom berhasil menggagalkan bom yang telah diatur meledak pukul 08.00.
Editor :
Inggried Dwi Wedhaswary

Menteri Agama : Muslim Boleh Ucapkan Selamat Natal




Menteri Agama : Muslim Boleh Ucapkan Selamat NatalKOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASAMenteri Agama Suryadharma Ali

JAKARTA, KOMPAS.com - Kaum Muslim di Indonesia boleh mengucapkan "Selamat Natal" kepada kaum Kristiani yang sedang merayakan Natal. Ini bukan untuk ikut ritual agama Kristen atau Katholik, melainkan wujud toleransi kepada umat beragama yang berbeda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Ini (ucapan selamat Natal) boleh, ini bukan ritual. Ini penghargaan atas sesama kaum beragama dan sesama masyarakat Indonesia," kata Menteri Agama, Suryadharma Ali, di Jakarta, Senin (24/12/2012).
Beberapa waktu belakangan ini, mencuat kontoversi seputar wacana ucapan "Selamat Natal" oleh umat Islam kepada umat Kristiani (Protestan atau Katholik). Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amien, misalnya, pernah menyatakan, bahkan ucapan itu dianggap haram. Pendapat ini tidak disetujui sebagian ulama lain karena ucapan itu dinilai sebagai ekspresi toleransi dan tidak akan menganggu keimanan seorang Muslim.
Suryadharma Ali mengungkapkan, pendapat bahwa ucapan "Selamat Natal" adalah haram itu perlu dilihat, apakah pernyataan tersebut sebagai fatwa atas nama lembaga atau pendapat pribadi. Meski ada pendapat semacam itu, sebenarnya arus utama masyarakat Muslim di Indonesia tetap merujuk kepada sikap pemerintah.
"Selama ini pemerintah tidak mempersoalkan ucapan 'Selamat Natal' atau hari raya agama lain. Presiden, wakil presiden, dan menteri agama selalu menghargai perayaan Natal bersama," katanya.
Menurut Suryadharma, ucapan selamat Natal merupakan wujud toleransi yang selama ini kita bangun di Indonesia. "Jadi, ucapan Natal itu boleh. Itu penghargaan atas sesama umat beragama di Indonesia," katanya.
Meski demikian, Menteri Agama juga menghargai atas adanya pendapat yang berbeda. " Kalau ada yang tak setuju (dengan sikap pemerintah), kita hormati juga," katanya.
Dia menjelaskan, dalam hukum Islam, ulama selalu merujuk pada sumber-sumber hukum, yaitu Al Quran, Sunnah, ijma, dan qiyas. Meski rujukan sama, ulama yang memiliki kedalaman ilmu dapat mengkaji masalah dengan pendekatan yang berbeda-beda. Hasilnya juga bisa berbeda.
Editor :
Rusdi Amral

Catatan Kelam Pemberantasan Korupsi...


Catatan Kelam Pemberantasan Korupsi...
Penulis : Icha Rastika | Sabtu, 29 Desember 2012 | 12:18 WIB
Dibaca: 9812
Komentar13
|
Share:
Catatan Kelam Pemberantasan Korupsi...TRIBUNNEWS/HERUDINPimpinan KPK periode 2011-2015, Abraham Samad, Busyro Muqoddas, Bambang Widjojanto, Zulkarnain, dan Adnan Pandu Praja (kiri ke kanan), mengucapkan sumpah saat acara pelantikan di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (16/12/2011).
JAKARTA, KOMPAS.com — Tahun 2012 seolah menjadi jalan yang panjang bagi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Jilid III. Akhir tahun 2012, masa kepemimpinan mereka genap satu tahun.
Setelah diangkat Presiden pada Desember 2011 lalu, pimpinan KPK jilid III memulai tugas pemberantasan korupsi. Jalan yang mereka tempuh bisa dibilang cukup berduri. Sejumlah kasus besar dan perseturuan dengan kepolisian cukup menguras tenaga KPK. Belum lagi, jumlah penyidik terus berkurang setelah KPK mulai menyidik kasus dugaan korupsi simulator surat izin mengemudi (SIM) yang melibatkan jenderal kepolisian.
Berseteru dengan Kepolisian
Kasus inilah yang menjadi pangkal perseteruan KPK dengan Polri. Pengadaan simulator SIM di Korlantas Polri mulai diselidiki KPK sejak awal Januari. KPK pun memutuskan untuk meningkatkan penyelidikan kasus ini ke tahap penyidikan pada 27 Juli. Ketika itu, surat perintah penyidikan yang diteken pimpinan KPK menyebutkan tersangka dalam kasus ini adalah Inspektur Jenderal Djoko Susilodan kawan-kawan.
Tiga hari setelah meneken sprindik, KPK menggeledah markas Korlantas Polri. Sehari sebelum penggeledahan, Ketua KPK bertandang ke Mabes Polri menemui Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo untuk memberitahukan bahwa KPK menyidik kasus pengadaan simulator di Korlantas. Menurut Abraham, Kapolri saat itu mempersilakan KPK menyidik kasus tersebut.
Izin Kapolri inilah yang memperlancar penggeledahan KPK sejak pukul 16.00 WIB. Hingga akhirnya, datang petugas berpangkat komisaris besar dari Bareskrim Mabes Polri yang meminta penggeledahan dihentikan.
Sempat terjadi ketegangan karena penyidik KPK mengatakan langkah mereka dibenarkan UU. Saat diminta menunjukkan izin dari Kapolri untuk menggeledah markas Korlantas, penyidik KPK malah memperlihatkan surat izin penggeledahan dari pengadilan.
Meski penggeledahan bisa kembali dilakukan, setelah dihentikan, KPK tak mulus membawa barang bukti kembali ke kantor mereka. Ketika barang bukti bisa dibawa ke KPK, masih ada petugas dari Bareskrim Mabes Polri yang ikut menjaganya. Ini memang bagian dari kesepakatan KPK dengan Polri.(Baca: Kisah KPK yang Ditahan Lebih dari 24 Jam)

Jumat, 16 November 2012

MENYENANGKAN BERDARMAWISATA DI PARIGI MOUTONG


MENYEBUT Sulawesi Tengah, terutama kurun beberapa tahun terakhir, yang paling lekat dalam ingatan tentulah konflik dan sejumlah peristiwa terkait terorisme di Poso, teror Bom , penembakan misterius, pertikaian antara desa adalah beberapa diantara rangkaian peristiwa yang menyimpan trauma.
Sulawesi Tengah ini seperti jadi momok menakutkan bukan hanya warga setempat, tapi juga orang-orang dari luar Sulteng. Konflik, agaknya telah membutakan mata sebagian orang bahwa sesungguhnya Sulteng juga menyimpan banyak keindahan alam. Tak hanya alam, daerah ini juga menyimpan kekayaan tradisi dan budaya. Salah satu kekayaan alam yang sungguh elok dan pantas dinikmati, adalah Teluk Tomini.
Salah satu teluk terluas di Indonesia yang kaya akan potensi ikan serta pulau-pulau dengan pasir putihnya. Bahkan bila tak ingin ke pulau-pulau, keindahannya bisa dinikmati di hampir sepanjang pesisir pantainya. Teluk Tomini membentang di 13 kabupaten yang meliputi tiga provinsi msing-masing Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Sulawesi Utara. Dari 13 kabupaten ini, Parigi Moutong (82 km arah Timur Palu), adalah salah satu kabupaten di Sulteng yang garis pantainya terpanjang di Teluk Tomini.
Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, wilayah pesisir dan laut daerah ini membentang sepanjang 472 km garis pantai Teluk Tomini. Luas perairannya sekitar 3.483,36 km2 dengan 13 pulau kecil. Dari Palu, ibukota Provinsi Sulteng, tak sulit untuk sampai ke Parigi. Ada banyak kendaraan umum dari yang biasa hingga yang berpendingin udara. Waktu tempuh Palu-Parigi sekitar dua jam.
Perjalanan Palu-Parigi juga tidak akan membosankan karena akan melewati daerah puncak yang terkenal dengan sebutan kebun kopi, dengan pemandangannya yang indah dan udara sejuk. Bila ingin menikmati perjalanan yang lebih berkesan, perjalanan Palu-Parigi bisa dilanjutkan ke Provinsi Gorontalo. Boleh dikata, sepanjang perjalanan menuju Gorontalo dari Parigi, kita akan melewati pesisir Teluk Tomini. Tentu saja dengan suguhan pemandangan pantai dan perkampungan penduduk di sepanjang jalan yang dilalui. 
Sesungguhnya, hampir semua bagian Parigi Moutong berada di pesisir Teluk Tomini. Karena itu di hampir semua bagian atau kecamatan di salah satu kabupaten terluas di Sulteng ini, keindahan Teluk Tomini bisa dinikmati. Kita mulai saja perjalanan dari Kecamatan Sausu dan Torue yang berbatasan dengan Kabupaten Poso. Di Sausu, kita bisa menikmati pantai Tumpapa di Desa Matakosa dengan pasirnya yang putih. Kita juga bisa melihat industri pengolahan ikan yang masih tradisional.
Yang lebih menarik, adalah tempat penangkaran burung maleo, salah satu satwa langka dan hanya ada di beberapa tempat di Sulteng. Sementara di Torue, perjalanan menikmati keindahan Teluk Tomini akan berbeda karena kita melewati perkampungan masyarakat Bali. ''Rumah-rumah masyarakat, adat istiadat Bali, jejeran pura yang menjadikan sebagian parigi terasa berada di pulau bali  (Bali Van Sulawesi), hingga tradisi bercocok tanam di Torue, tak ada bedanya dengan di Bali. Berada di Torue seolah-olah berada di salah satu bagian di Bali. Ini yang membuat daerah ini unik dan pantas dikunjungi,
Bila ingin melanjutkan perjalanan dan menikmati keindahan yang lain, perjalanan bisa dilanjutkan ke Parigi Selatan. Di kecamatan ini kita bisa menikmati Teluk Tomini dengan cara berbeda. Di Parigi Selatan terdapat Tanjung MAKAKATA dengan luas dua km2. Perjalanan dari pantai ke tanjung dapat ditempuh sekitar 15 menit menggunakan perahu motor. Objek wisata ini terdapat di tengah laut, dekat dengan Danau Lindu. Dari Tanjung Makakata, kita dapat melihat gunung yang ada di seberang. Selain itu juga bisa menikmati pasir putih, berenang, memancing, berselancar, dan berbagai kegiatan air lainnya.
Masih ada lagi bagian lain dari Parigi yang bisa jadi tempat menikmati Teluk Tomini. Sekitar 60 km dari kota Parigi, terdapat Pulau Kelelawar di Desa Tomoli Kecamatan Toribulu. Pulau yang diapit oleh dua tanjung hutan bakau yang membentuk pintu gerbang ini, adalah tempat berkembang biaknya habitat kelelawar.
Keunikan kelelawar di pulau ini adalah terdiri atas tiga warna masing-masing kuning, cokelat, dan hitam. Satu lagi yang tak boleh dilewatkan adalah Desa Khatulistiwa di Kecamatan Tinombo Selatan. Di desa ini terdapat Monumen Tugu Khatulistiwa yang merupakan titik ordinat dari Garis Khatulistiwa. Di ujung Parigi, berbatasan dengan Provinsi Gorontalo, sekitar 271 km sebelah Utara Parigi, terdapat Kecamatan Moutong. Kecamatan ini adalah kota tua yang banyak terdapat bangunan bersejarah peninggalan Kerajaan Moutong.
Di Moutong, terdapat Pantai Moian dan Pulau Lalayo. Pulau Moian cukup luas dengan hamparan pasir putih dan lokasi pembuatan garam serta bentangan empang milik warga. Matahari terbenam, Tanjung Santigi yang membentang di latar belakang Pantai Moian, adalah suguhan pemandangan elok lainnya. Tidak usah khawatir soal makan maupun penginapan. Di sepanjang jalan, banyak rumah makan yang menawarkan beragam makanan. Yang paling banyak adalah sajian ikan segar  berbagai jenis yang tentu saja benar benar segar. Ikan-ikan yang disajikan tentu saja hasil tangkapan dari Teluk Tomini.

Perikanan dan KelautanTerus Ditingkatkan

Untuk menunjang perekonomian masyarakat, Pemerintah Kabupaten - kabupaten yang terletak dipesisir Teluk Tomini terus mengembangkan program perikanan dan kelautan. Hal ini pula untuk mendukung suksesnya Sail Teluk Tomini 2013 yang digagas para kepala daerah yang berada dikawasan Teluk Tomini, pekan lalu di Kota Palu, Sulawsi Tengah.

TELUK TOMINI


          Mengenal Teluk Tomini

Teluk Tomini merupakan salah satu teluk terbesar di Indonesia dengan luas kurang lebih 6 juta hektar dengan potensi sumberdaya alam yang kaya dan unik , sejatinya perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar.
Dalam pembagian kawasan keanekaragaman hayati, kawasan ini berada di zona Wallacea, yang dalam sejarahnya merupakan kawasan terpisah dari Benua Asia maupun Australia. Teluk Tomini tergolong perairan semi tertutup (semi enclosed) yang bersinggungan langsung dengan tiga provinsi (Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo) dengan 14 kabupaten/kota serta 23 muara daerah aliran sungai (DAS).
Di tengah-tengah Teluk Tomini ini, terdapat 56 rangkaian pulau-pulau yang dikenal dengan Kepulauan Togean yang panjangnya membentang hingga 90 kilometer. Enam pulau di antaranya termasuk yang kategori besar, yaitu Pulau Una-Una, Batulada, Togean dan Talatakoh, Waleakodi dan Waleabahi. Selebihnya adalah pulau-pulau kecil yang indah. Di pulau-pulau kecil itu, menjadi kawasan wisata yang setiap saat ramai dikunjungi wisatawan asing dari Eropa.
Pulau-pulau tersebut yang mengelilingi enam pulau besar tersebut.  Di teluk ini, terkenal dengan keindahan alam bawah lautnya, dan seakan menjadi surga bagi para penyelam. Selain karena terumbu karangnya yang indah, berbagai jenis ikan juga hidup di sini.  Aset sumberdaya pesisir dan laut Teluk Tomini berupa terumbu karang merupakan bagian dari segitiga terumbu karang dunia (Coral Triangle) dan Taman Nasional Laut Kepulauan Togean dikenal sebagai “the Heart of Coral Triangle” .
Ekosistem Teluk Tomini sebagai salah satu dari 26 kawasan andalan laut nasional memiliki potensi sumberdaya pesisir dan laut yang sangat berlimpah bagi pengembangan kawasan wisata bahari dan lumbung pangan nasional. Kawasan Teluk Tomini mencakup ekosistem terumbu karang, padang lamun dan mangrove serta pantai wisata dan pelabuhan laut.  Berdasarkan potensi tersebut maka pada tahun 2003, Presiden Megawati mencanangkan kawasan Teluk Tomini sebagai gerbang Mina Bahari dan pada tahun 2008 telah dilakukan peluncuran Program Percepatan Pembangunan Kawasan Tomini oleh Menteri Negara Percepatan Daerah.

Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) setempat, menunjukkan bahwa kurun tahun 2001-2007,  kerusakan terumbu karang mencapai 8,7 persen, padang lamun 4,6 persen dan mangrove berkurang hingga 5,11 persen.  Sedangkan luas keseluruhan Kepulauan Togean mencapai sekitar 411.373 ha, dan luas Kabupaten Tojo Una-Una yang berhadapan langsung dengan Togean, sekitar sekitar 5.721,15 km bujur sangkar. Di kawasan inilah yang paling banyak mengalami kerusakan.
Teluk Tomini mengalami kerusakan akibat kurang serasinya pembangunan kawasan darat dan laut.  Kerusakan ekosistem yang parah misalnya, meliputi kehancuran terumbu karang, hutan bakau, serta diperparah dengan kerusakan sejumlah daerah aliran sungai yang bermuara ke Teluk Tomini.  Kerusakan itu dapat disaksikan di Taman Nasional Kepulauan Togean yang terletak di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah.  Dikhawatirkan, kerusakan di Teluk Tomini dan pulau-pulau yang mengitarinya kelak makin parah. Sehingga kebanggaan menjadikan kawasan ini sebagai sokoguru kehidupan masyarakat setempat, tidakdapat tercapai.
Posisi Teluk Tomini yang strategis menjadikan Teluk Tomini sebagai jantung segitiga terumbu karang dunia atauHeart of Coral Triangle yang menjadi salah satu bagian kesepakatan di ajang World  Ocean Conference (WOC) dan Coral Triangle Initiatif (CTI) Summit baru-baru ini di Manado.  Hal ini semakin menegaskan perlunya suatu tindakan pencegahan agar kerusakan yang mulai tempak di kawasan itu untuk segara dibenahi.
Pemberdayaan Aset Teluk Tomini
Saat ini kawasan Teluk Tomini dimanfaatkan oleh pemerintah daerah dan masyarakat untuk berbagai aktifitas, diantaranya penangkapan ikan, pariwisata, pelabuhan dan kawasan konservasi (daerah perlindungan laut).
UNESCO pun telah menetapkan Teluk Tomini sebagai salah satu kekayaan dunia yang patut dilindungi.  Pasalnya, di teluk ini menyimpan potensi laut yang sangat menjanjikan.  Pemerintah provinsi Sulawesi Tengah melaporkan, potensi sumberdaya ikan di perairan tersebut, mencapai sekitar 330.000 ton per tahun dan yang dapat dikelola secara lestari sekitar 214.000 ton per tahun.
Laut Tomini dan sekitarnya telah ditetapkan sebagai kawasan budidaya ruang darat maupun laut yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut (PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN).  Dalam kawasan Teluk Tomini, juga terdapat satu pelabuhan internasional yaitu pelabuhan Bitung dan satu pelabuhan nasional  yaitu pelabuhan Gorontalo (PP No. 26 Tahun 2008) dan 13 kawasan lindung nasional yang terdiri dari satu kawasan suaka alam laut, tiga suaka margasatwa, tujuh cagar dan satu taman nasional serta satu taman nasional laut  (PP No. 26 Tahun 2008).
Pada tahun 2007-2008 lalu, kembali dilakukan pemantauan kualitas lingkungan pesisir laut bersama tiga pusat lingkungan (UNSRAT, UNG dan UNTAD).  Pemantuan dilakukan pada kualitas air laut sekitar pelabuhan, wisata bahari, terumbu karang, mangrove dan padang lamun.  Juga dilakukan pemantauan pada kondisi lahan daratan yang mempengaruhi  teluk yakni kondisi tutupan lahan di daerah aliran sungai (DAS).  Hasilnya menunjukkan bahwa kondisi dan aset kawasan Teluk Tomini telah rusak dan tercemar kecuali yang masih cukup terjaga adalah kawasan laut Gorontalo.
Sejumlah aktifitas berlabel pembangunan dan kepentingan sesaat telah banyak membuat spot pada ekosistem Teluk Tomini dalam kondisi rusak.  Keadaan ini tentunya bukan kabar baik terhadap kelangsungan hidup masyarakat dan ekosistem Teluk Tomini yang secara ekonomi, sosial dan ekologi sangat signifikan bagi peningkatan pendapatan daerah di tiga propinsi tersebut.
Sebagai salah satu langkah awal, melalui ekspedisi Wallacea II pada tahun 2004 yang lalu berfokus pada kondisi terumbu karang. Karena, rata-rata kerusakan terumbu karang di Indonesia sudah sangat parah.  Sasarannya adalah biodiversity dan coastal termasuk terumbu karang. Di Indonesia, rata-rata terumbu karang yang masih baik paling-paling hanya sekitar 25-27 persen.
Di kawasan Wallacea paling-paling hanya 30 persen yang masih dalam kondisi baik.  Terumbu karang itu merupakan habitat biota laut, bukan hanya sebagai tempat berlindung, tetapi juga tempat mencari makan dan bertelur.  Kalau terumbu karang itu rusak, seperti manusia yang kehilangan rumah. Dengan penyelamatan terumbu karang, maka produksi laut akan terjaga.
Berdasarkan hasil riset selama ini, Teluk Tomini merupakan perairan teluk terluas di Indonesia serta memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi.  Pentingnya ekspedisi ini adalah untuk melihat sejauh mana potensi Teluk Tomini dan nantinya akan dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat. Karena, kemiskinan masyarakat banyak terdapat di pesisir-pesisir. Untuk itulah, pengelolaan perikanan dan kelautan harus diselamatkan.  Setidaknya ekspedisi ini bukan hanya untuk penelitian tetapi juga pengembangan wilayah minimal untuk kawasan Wallacea, sehingga nantinya bisa dilakukan pengelolaan secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Obyek yang boleh jadi bakal mendapat perhatian serius adalah terumbu karang. Secara umum ekosistem terumbu karang di Gorontalo masih terbilang cukup baik, tetapi di sejumlah lokasi terlihat adanya kerusakan yang parah. Ini tak lain akibat penggunaan bom dan sianida yang dilakukan para nelayan saat menangkap ikan. Keadaan terumbu karang di kawasan pulau-pulau juga lebih baik dibandingkan dengan karang-karang di dekat pesisir pantai. Kondisi karang di daerah slope umumnya masih baik, sedangkan daerah reef flat mengalami kerusakan yang ditengarai akibat pengeboman dan penambangan batu karang.
Melihat kondisi itu, rasanya tidak bijak jika cuma berpangku tangan. Harus ada upaya-upaya konkret untuk menyelamatkan terumbu karang oleh pihak-pihak yang ahli di bidangnya sehingga bisa menciptakan sebuah gerakan massal. Diharapkan bisa menggugah masyarakat dan terutama pemerintah sebagai pemegang kebijakan. Menumbuhkan public awarness, baik di tingkat masyarakat dan lebih-lebih di kalangan pemerintah.
Wiilayah pesisir dan laut yang padat penduduk atau tinggi intensitas pembangunannya telah mengalami degradasi/tekanan lingkungan berupa pencemaran; overfishing; degradasi fisik habitat terumbu karang, mangrove, dan lainnya pada tingkat yang telah mengancam daya dukung kawasan tersebut untuk mendukung pembangunan ekonomi selanjutnya.  Lebih ironis lagi, penduduk pesisir sebagian besar masih merupakan kelompok masyarakat termiskin di tanah air. Apabila kondisi semacam ini tidak segera diperbaiki, maka dikhawatirkan kita tidak dapat memanfaatkan sumberdaya kelautan bagi kepentingan pembangunan nasional secara optimal dan berkesinambungan.
Kasus pencemaran lingkungan dewasa ini sudah berada di ambang batas kewajaran. Meski berbagai peraturan daerah (Perda) telah dibentuk, misalnya PP. No. 27 1999 tentang pelaksanaan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) yang menyatakan bahwasanya setiap usaha atau pelaku kegiatan wajib melakukan studi Amdal yang diperkirakan akan menimbulkan dampak besar terhadap lingkungan sekitar, namun aktivitas pencemaran lingkungan tetap berlangsung. Akibatnya, ekosistem sumberdaya hayati terancam punah khususnya di wilayah pesisir dan sebagian besar lautan tropis nusantara.
Sebagai daerah tropis yang dilalui garis khatulistiwa, Indonesia subur akan kekayaan sumberdaya alam hayati yang terbentang sepanjang 81.791 KM di berbagai perairan nusantara. Karena itu pula, tidak heran bila ekosistem sumber daya hayati seperti Mangrove, Padang Lamun dan Terumbu Karang berkembang begitu pesat khususnya di wilayah pesisir dan deretan lautan tropis nusantara.
Namun, potensi yang sedemikian besar ini kurang mendapat perhatian oleh masyarakat pada umumnya dan pemerintah pada khususnya. Masyarakat belum bisa memanfaatkannya secara maksimal. Begitu juga dengan pemerintah, kebijakan-kebijakan yang pro terhadap pelestarian sumber daya alam khususnya ekosistem sumber daya hayati belum menunjukkan adanya kemauan politik (politicall will) yang tegas dan jelas. Ekosistem sumberdaya hayati yang terdapat dalam Mangrove (hutan bakau), padang lamun dan terumbu karang ini memiliki multifungsi seperti potensi ekonomi, pariwisata, penelitian, bahkan penyelamat dari aneka bencana seperti pasang naik, abrasi pantai, ombak besar dan gelombang tsunami.
Aktifitas pembangunan yang tidak ramah lingkungan diduga kuat menjadi faktor penyebab timbulnya kerusakan ekosistem sumberdaya hayati.  Aktifitas pembangunan yang tanpa terkendali menyebabkan kawasan daratan dan pantai menjadi tercemar.
Pertama, ekosistem Mangrove (Hutan Bakau) yang terdapat dalam wilayah pesisir mengalami penurunan drastis tingkat produksinya akibat penebangan hutan liar, pemakaian bahan kimia seperti pestisida, penggunaan zat-zat radioaktif, pembuangan sampah yang tidak teratur, pertambangan dan lain-lainnya.  Sementara ekosistem Mangrove yang terdapat di wilayah pesisir, memiliki potensi besar bagi pemberdayaan masyarakat setempat. Salah satu potensi tersebut adalah sebagai tempat pemijahan beragam spesies ikan dan tumbuh-tumbuhan (Spawning Ground), pengasuhan (Nursery Ground) dan pembesaran ikan (Feeding Ground).
Kedua, ekosistem Padang Lamun yang memiliki produktifitas besar karena habitat bagi tumbuh kembangnya berbagai mikroorganisme seperti plankton, phytoplankton, kerang-kerangan (molusca), kepiting dan ikan juga terancam punah akibat pembangunan yang tidak ramah lingkungan. Ekosistem padang lamun banyak bermanfaat untuk; penyaring limbah, sebagai bahan kertas, bahan makanan, dan bahan pakan ternak. (*)
Ketiga, ekosistem terumbu karang yang semestinya menjadi habibat biota ikan, kerang, lobster, penyu, dan berbagai organisme lainnya karena berbagai ulah manusia seperti pemakaian bahan peledak (dinamit), pembuangan limbah dan sampah industri dari pabrik maupun rumah tangga, membuat ekosistem terumbu karang terancam punah.Kepunahan ekosistem terumbu karang tentu akan menghilangkan sejumlah manfaat yang dimilikinya. Pertama, sebagai sumber bahan makana bagi ikan, udang-udangan, kerang-kerangan, rumput laut. Kedua, bahan obat-obatan. Ketiga, bahan budi daya. Keempat, bahan bangunan dan daerah wisata. Relakah kita jika itu semua hilang dari Teluk Tomini? (*)

Listrik di Palu-Parigi-Donggala- dan Sigi Padam Hingga 12 Jam

Jakarta, Aktual.co — Pemadaman listrik di Kota Palu terjadi hingga sekitar 12 jam sejak Rabu (14/11) pukul 11.00 hingga Kamis (15/11) pukul 00.30 WITA.

Pemadaman listrik terjadi hampir merata di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah ini. Bahkan, pemadaman listrik terjadi beberapa kali di sejumlah wilayah sehingga mengganggu aktivitas masyarakat.

"Masak, lampu menyala hanya sekitar 30 menit, setelah itu padam lagi hingga berjam-jam," kata Santi, seorang warga Palu Barat.

Dia menilai pemadaman listrik hingga belasan jam tersebut sudah tidak wajar, karena kegiatan rumah tangga nyaris lumpuh karena tidak ada aliran listrik.

"Terpaksa kami hanya bisa menunggu," katanya.

Ronny, warga lainnya, berharap PLN bisa bertanggung jawab dan menjelaskan apa yang terjadi sehingga terjadi pemadaman listrik hingga sekitar 10 jam.

Menurut dia, PLN harus profesional karena selama ini 'rajin' melakukan pemutusan sambungan listrik pelanggan yang menunggak membayar rekening.

"Jangan hanya rajin memutus sambungan listrik, tapi pelayanan kepada pelanggan tidak diperbaiki," katanya.

Informasi yang dihimpun di PLN Palu menyebutkan, pemadaman listrik yang terjadi hingga berjam-jam itu disebabkan adanya gardu listrik yang rusak.

Sambil memperbaiki gardu tersebut, PLN melakukan pemadaman listrik secara bergilir agar tidak terjadi pemadaman total di Kota Palu.

Sistem kelistrikan di Kota Palu dan beberapa kabupaten tetangga saat ini masih disuplai dari lima unit pembangkit PLTU Mpanau, PLTD Silae, mesin Sewatama, mesin Sewa Anggreko dan PLTD Parigi.

Dari berbagai pembangkit itu telah terpasang daya hingga 103 megawatt, namun daya yang mampu dihasilkan hanya 77 Megawatt.

Minggu, 26 Agustus 2012

Pemkab Parigi Moutong siapkan penyeberangan

Terkini - Minggu, 26 Agt 2012 19:51 WIB
Palu (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, segera membangun sarana penyeberangan untuk mengatasi kemacetan total di jalan Trans Sulawesi akibat putusnya jembatan rangka baja Boyantongo akibAt banjir bandang, Jumat (25/8).
Saat meninjau jembatan Boyantongo, sekitar delapan kilometer dari Kota Parigi, Minggu petang, Wakil Bupati Parigi Moutong Kemal Toana mengatakan bahwa pihaknya akan menyediakan dua sarana penyeberangan di tempat itu.

"Mulai besok kami akan menyiapkan kantinting (perahu bermotor tempel) untuk menyeberangkan orang dan perahu tambangan (jembatan bergerak menggunakan sejumlah perahu yang digabungkan) untuk menyeberangkan kendaraan bermotor," katanya.

Pembangunan sarana penyeberangan di jembatan Boyantongo itu, kata Kemal, akan dimulai Senin (27/8), dan diharapkan bisa beroperasi dalam waktu dua atau tiga hari ke depan.

Selain membangun sarana penyeberangan, pihakya juga akan membersihkan jalan raya yang tertutup sedimetasi yang dibawa banjir dari hulu sungai berupa kayu-kayu gelondongan.

Material ini juga menghantam rumah-rumah penduduk di pinggiran sungai dan merobohkan tiang-tiang listrik sehingga aliran listrik di daerah itu putus total.

"Ada sekitar dua kilometer jalan yang tertimbun material lumpur sehingga tidak bisa dilewati sama sekali," kata Kasat Lantas Polres Parigi AKP Suryadi yang dihubungi terpisah melalui telepon.

Wartawan ANTARA Anas Massa dari lokasi jembatan putus melaporkan Minggu petang, banjir bandang akibat hujan deras sepanjang Sabtu (25/8) mengakibatkan jembatan Boyantongo putus di bagian tengah.

Separuh dari rangka baja jembatan permanen sepanjang 112 meter itu diseret banjir sehingga sekitar 20 meter. Derasnya air yang membawa material kayu-kayu gelondongan ribuan meter kubik itu tidak mampu ditahan oleh jembatan ini.

Sekarang, kata Anas, hubungan lalu lintas terputus total karena selain jembatan putus, jalan raya di Desa Boyantongo tidak bisa dilewati karena tertimbou material kayu dan lumpur, baik dengan jalan kaki maupun kendaraan bermotor.

Ratusan kendaraan kini tertahan di kedua sisi jalan putus, terutama angkutan umum dari berbagai daerah seperti Poso, Morowali dan Sulawesi Selatan ke arah Palu, Gorontalo dan Manado, begitu juga sebaliknya.

Beberapa kendaraan memilih untuk memutar haluan, namun kendaraan-kendaraan angkutan kota antarprovinsi (AKAP) terpaksa menginap untuk menantikan terbukanya akses jalan di lokasi tersebut.

"Sedang diupayakan agar kendaraan angkutan saling bertukar penumpang, namun hal itu belum bisa dilakukan karena sungai di Boyantongo itu belum bisa diseberangi dan jalan raya masih tertutup material kayu," ujar Kasat Lantas Polres Parigi, AKP Suryadi. 

(BK03*R007)

Trans Sulawesi Butuh Keseriusan Pemerintah

Trans Sulawesi Butuh Keseriusan Pemerintah 

MAKASSAR, FAJAR -- Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) meminta pemerintah daerah di Sulsel dan Sulteng serius menuntaskan Trans Sulawesi. Sebab ini merupakan jalur koneksitas pendukung program Master Plan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Di Sulteng, pembangunan jalur Palu-Parigi sepanjang 35,7 kilometer masih tersendat. Padahal, jalur Palu-Parigi, penghubung utama enam provinsi di Sulawesi.

Kepala Divisi Humas dan Promosi Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Edib Muslim mengatakan, percepatan pembangunan jalur Palu-Parigi demi menekan kerugian negara yang mencapai hampir Rp400 miliar per tahun.

"Untuk menekan angka kerugian tersebut, maka harus diambil langkah percepatan pembangunan jalur Palu-Parigi," ujar Edib saat Sosialisasi Signifikasi Strategi International Hub Ports dan Intenational Hub Airports di Indonesia, serta Percepatan Pembangunan Jalur Alternatif Palu-Parigi Dalam Rangka  Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia, di Hotel Grand Clarion, Kamis 9 Agustus.

Menurutnya, jika jalur Palu-Parigi selesai dibangun, maka akan berdampak pada antara lain signifikasi penggunaan BBM, emisi gas buang, terciptanya akses masyarakat terhadap sumber-sumber intra koridor, serta dampaknya terhadap percepatan hub Pelabuhan Bitung dan Bandara Internasional Hasanuddin.

Pihaknya berharap, sebelum awal 2014 jalur Palu-Parigi bisa rampung dikerjakan. Dia berharap Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah ikut  mendorong pemerintah pusat, untuk segera merealisasikan proyek infrastuktur tersebut, terutama dari segi dana yang disiapkan.

"Dianggarkan Rp700 miliar dan jika rencana dikucurkan Rp50 miliar setiap tahun, maka proses pembangunan akan memakan waktu cukup lama, sekira 14 tahun. Jadi memang ini perlu mendapat dorongan," ungkapnya.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah VI Nurdin Samaila menambahkan, pembangunan jalur Palu-Parigi nanti juga akan berdampak pada arus distribusi barang dan jasa. Sehingga perekonomian kedua daerah bisa bergerak lebih cepat.

Dia menyebutkan, kondisi jalan nasional Palu-Parigi memiliki panjang total 76.613 km. "Dari total panjang jalan tersebut, hanya jalur Toboli-Parigi dengan panjang 16.057 km dan Kebon Kopi-Nupabomba 29.258 km yang belum dalam kondisi baik 100 persen.

Selebihnya yaitu jalur Talise-Tawaeli dengan panjang 8.887 km, Toboli-Kebon Kopi 20.886 km, dan Nupabomba-Tawaeli 1.525 km sudah dalam kondisi baik 100 persen," ungkap Nurdin. (aci/upi/sil)

BANJIR BANDANG PARIGI MOUTONG JALAN TRANS SULAWESI PUTUS


KOMPAS.com/Erna Dwi LidiawatiRumah yang rusak saat banjir bandang menghantam wilayah Desa Boyantongo, Sabtu (25/8/2012)
PALU, KOMPAS.com - Banjir bandang yang melanda Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, memutuskan jalur Trans Sulawesi, jalur transportasi darat yang menghubungkan provinsi tersebut dengan tiga provinsi lain, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Selatan.
Saat banjir bandang terjadi Sabtu (25/8/2012) sekitar pukul 20.00 Wita, ketinggian air mencapai lima meter dari badan jalan. Kondisi terparah akibat banjir bandang ini dialami wilayah Boyantongo, Kecamatan Parigi Selatan , Kabupaten Parigi Moutong.
Banjir telah meluluhlantakkan puluhan rumah warga yang rumahnya dekat dengan aliran sungai. Warga mengaku hanya bisa menyelamatkan sebagian harta benda.
Warga Desa Boyantongo, Agus, Masyur, pemilik bengkel yang rumahnya tepat diujung jembatan Dolago yang terputus hanya bisa menyelamatkan sepeda motor dan sanak keluarganya. Sementara harta yang lain tak lagi dipedulikan. Rumahnya sudah rata dengan tanah.
"Pasrah sudah saya. Hanyut bengkelku dibawa banjir. Hanya motor ini yang sempat saya selamatkan. Untung saja kejadiannya belum terlalu larut  malam. Tidak tahu bagaimana jika tengah malam pas kita tetidur lelap dan banjir datang tidak bisa saya bayangkan," kata Agus.
Warga lainnya, Anwar, menuturkan sebelum banjir datang ia mendengar suara gemuruh.Ia sempat melihat batang-batang kayu melewati badan jalan di atas jembatan. "Saya ambil apa yang bisa saya selamatkan. Saya tidak hiraukan lagi rumahku yang penting keluargaku. Kami mencari tempat yang aman," ujar Anwar.
Selain Desa Boyantongo ada tiga desa lagi yang dihantam banjir bandang, yakni Desa Nambaru, Tindaki dan Desa Lemusa. Ratusan rumah rata dengan tanah bahkan dilaporkan dua orang warga tewas terseraet arus banjir dan yang lainnya luka-luka.
Banjir bandang yang terjadi Sabtu malam kemarin juga memutuskan jalur Trans Sulawesi yang menghubungkan provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Selatan. Sebuah jembatan yang meghubungkan jalur satu-satunya di pantai timur Sulawesi Tengah ini putus, sehingga dipastikan arus transportasi akan macet .
Editor :
Kistyarini

Sabtu, 25 Agustus 2012

Arus Mudik, Lakalantas Capai 13 Kasus

Jumat, 24 Agustus 2012

Arus Mudik, Lakalantas Capai 13 Kasus



PARIGI- Jumlah Kecalakaan Lalulintas (Lakalantas) yang terjadi selama arus mudik pada tahun ini mencapai 13 kasus. Lakalantas yang mengakibatkan korban meninggal dunia banyak terjadi ketika memasuki puncak arus mudik menjelang perayaan Idul Fitri. Lakalantas yang mengakibatkan korban meninggal dunia selama arus mudik berlangsung terjadi di beberapa titik jalur trans Sulawesi yang rawan dengan Lakalantas seperti jalur trans Desa Pembalowo dan Desa Boyantongo. Kepala Satuan (Kasat) Lantas Polres Parimo, Iptu. Suriadi, mengatakan, dari jumlah Lakalantas yang mencapai 13 kasus tersebut terdapat tiga orang Meninggal Dunia, tiga orang Luka Berat dan 14 orang Luka Ringan. Sedangkan kerugian materil yang diakibatkan Lakalantas yang mencapai 13 kasus tersebut mencapai senilai Rp25 Juta lebih.

Kabag Hukum Bolos Kerja

Jumat, 24 Agustus 2012

Kabag Hukum Bolos Kerja

** 80 Persen PNS Poso Sudah Aktif Berkantor

POSO - Aktivitas perkantoran dan pelayanan masyarakat di Pemerintahan Kabupaten Poso di hari pertama kerja usai libur dan cuti bersama lebaran idul fitri 1433 Hijiriah, Kamis (23/8) kemarin, relatif normal. Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Honorer Daerah (Honda) yang masuk kerja signifikan dibanding tahun sebelumnya untuk momentum yang sama. Wakil Bupati Poso Ir Toto Samsuri MSi, mengatakan kehadiran pegawai di pemerintahannya yang masuk kerja di hari pertama kerja usai libur lebaran diatas 80 persen. Kondisi ini jauh lebih baik dari tahun lalu yang tingkat kehadirannya hanya berkisar 60 persen.

Jumat, 24 Agustus 2012

Pemuda Katolik pun Meramaikan Takbiran

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Pawai malam takbiran di Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, yang berbatasan dengan Distritu Oekusi, Timor Leste, berlangsung meriah. Bukan cuma umat Muslim, pemuda non muslim dari muda-mudi Katolik pun ikut memeriahkan pawai itu.

Bersama-sama mereka berkeliling kota dengan menggunakan ratusan kendaraan roda dua dan puluhan kendaraan roda empat. Kegiatan pawai yang berlangsung pada Sabtu (18/8/2012) dimulai dari pukul 20.00 Wita sampai pukul 21.30 Wita. Rute konvoi dimulai dari Masjid Agung Nurul Falah pasar lama, kemudian bergerak melalui rute rumah jabatan Bupati TTU, pasar lama, Naesleu, terminal kota Kefamenanu, KM 6 jurusan Kupang, Tulip dan kembali ke Masjid Agung Nurul Falah. 

Meskipun umat Muslim di daerah tersebut tergolong minoritas, namun warga yang mayoritas beragama Katolik pun begitu antusias menyaksikan pawai yang diadakan setiap tahunnya. 

Ketua Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kabupaten TTU Idham Khalid SH mengatakan, takbir keliling yang dilaksanakan PHBI Kabupaten TTU merupakan salah satu kegiatan rutin menyambut datangnya bulan Syawal saat mengakhiri bulan suci Ramadan. Takbir adalah mengagungkan Asma Allah setelah sebulan penuh umat islam berpuasa dengan menahan makan, minum dan hawa nafsu. 

"Dalam takbir keliling ini, PHBI juga berkoordinasi dengan pemerintah serta aparat terkait. Meskipun kita di sini termasuk yang minoritas, tapi ternyata masyarakat sekitar menyambut positif dalam toleransi bahwa umat Islam juga merupakan bagian dari masyarakat TTU yang mempunyai hak yang sama dalam menjalankan ibadahnya," kata Idham. 

Hal tersebut, menurut Idham, terlihat dengan jelas dengan keterlibatan umat Nasrani, khususnya pemuda Katolik, yang ikut serta dalam kegiatan pawai atau takbir keliling tersebut dengan tetap menjaga keamanan dan ketertiban. 

Pantauan Kompas.com, terlihat bukan hanya pawai bukan hanya diramaikan kendaraan bermotor saja. Ratusan petasan jenis kembang api pun menghiasi langit Kota Kefamenanu.

4 Program Unggulan Taswin Borman


4 Program Unggulan Taswin Borman

EmailCetakPDF

Info Palu- Meskipun pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) kabupaten Parigi Moutong (Parimo) akan di gelar tahun 2013 mendatang, namun beberapa nama yang digadang-gadang bakal bertarung menjadi orang nomor  di Parimo sudah mulai terkuak, salah satunya Drs.Taswin Borman, M.Si.
Taswin Borman (TB) yang juga anggota DPRD Sulteng saat ditemui media ini mengungkapkan, sebagai putera daerah dirinya bersedia  maju pada pemilukada Parimo nanti, jika masyarakat menghendaki dan memberikan dukungannya kepada dirinya.  “ Jika ada dukungan dari masyarakat serta dukungan resmi dari partai politik (parpol), saya bersedia maju bertarung sebagai kandidat  calon bupati parimo nanti,” ungkap Taswin.
Taswin mengatakan dirinya sudah mengajukan surat permohonan kepada beberapa parpol untuk mengusungnya akan tetapi untuk saat ini baru dua parpol yang memanggil dirinya, yakni Partai Bulan Bintang (PBB) serta Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk berdiskusi, akan tetapi dirinya belum  mengetahui apa keputusan dari PBB dan PKS,  namun dalam waktu dekat lanjut Taswin dirinya akan mengajukan permohonan ke beberapa Parpol lagi.
“Dalam waktu dekat saya akan mengajukan permohonan lagi kepada beberapa parpol akan tetapi jika pada waktunya nanti tidak ada Parpol yang mengusung saya dalam Pilkada Parimo, saya juga tidak akan memaksakan diri untuk maju walaupun ada jalur independent,” ujar Taswin.
Saat ditanya apa program yang akan ditawarkan jika kelak dirinya maju sebagai Bakal calon (Balon) dalam perebutan DN 1 Parimo nanti, politisi yang tergabung di komisi II Deprov Sulteng  ini mengatakan ada empat program  yang akan menjadi  andalan dirinya  nanti, yakni pendidikan, kesehatan, kesejahteraan masyarakat dan melayani masyarakat.
Dia menguraikan, untuk pendidikan sudah menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa inilah sektor yang akan ia sentuh nanti jika terpilih,untuk kesehatan dirinya akan memberikan pengobatan gratis bagi yang tidak mampu,untuk kesejahteraan masyarakat ia mengatakan akan lebih memprioritaskan bagi kesejahteraan masyarakat yang ada ditepi pantai dan pegunungan
“ Masyarakat Parimo banyak yang tinggal di tepi pantai, oleh karena itu sektor perikanan harus di genjot seperti juga masyarakat yang tinggal dipegunungan apa yang menjadi sumber pendapatan mereka harus pula digenjot agar kesejahteraan mereka meningkat,” ujar Taswin.
Sementara untuk pelayanan masyarakat juga sudah menjadi tugas pemerintah manapun untuk melayani masyarakat yang membutuhkan. Saat disinggung adanya isu yang menyebutkan  bahwa Parimo dari tahun-ketahun tidak mengalami peningkatan dari segi pembangunan Taswin dengan tegas membantahnya dirinya mengatakan kabupaten Parimo dari tahun-ketahun terus mengalami peningkatan dalam segi pembangunan
“Saya yang akan menjadi orang pertama yang membantah bila ada yang menyatakan pembangunan di Parimo tidak mengalami peningkatan, namun yang menjadi pertanyaan sekarang apakah dengan pembangunan yang sedemikian maju itu,  juga masyarakatnya maju atau ikut sejahtera dalam kemajuan pembangunan yang ada sekarang,” kata Taswin. (fir)