PERUBAHAN PARIGI MOUTONG

PERUBAHAN PARIGI MOUTONG

Selasa, 19 Maret 2013

Perempuan Jangan Takut Tekuni Dunia Politik

Kamis, 14 Maret 2013

Zalzulmida: Perempuan Jangan Takut Tekuni Dunia Politik



BELUM terpenuhinya kuota 30 persen bagi perempuan di kancah politik, menjadi catatan tersendiri bagi eksistensi kaum perempuan dewasa ini, termasuk di Sulawesi Tengah. Kesempatan yang diberikan pemerintah harusnya menjadi satu peluang yang dapat dimanfaatkan dengan baik.
Ajakan itu disampaikan Hj Zalzulmida A Djanggola selaku sesepuh perempuan Sulteng dalam peringatan Hari Perempuan Sedunia tingkat Provinsi Sulawesi Tengah, di Hotel Graha Mulia, kemarin (13/3).
Kata Zalzulmida, kaum perempuan Sulawesi Tengah sudah saatnya untuk kembali memanfaatkan peluang emas yang diberikan itu. " Nah, sebentar lagi akan ada kesempatan lagi untuk perempuan, jangan disia-siakan, mari perempuan maju, jangan takut-takut, jangan malu-malu, karena di sana adalah penentu kebijakan," tegasnya.
Kesempatan perempuan berada di legislatif, menurut istri orang pertama di Sulteng itu, sangat strategis dalam memperjuangkan aspirasi dan hak-hak perempuan dalam kebijakan pemerintahan. Tanpa keterwakilan perempuan yang memadai di dalam lembaga legislatif, maka perempuan tetap masih akan mengandalkan hak-haknya yang saat ini cenderung termarjinalkan dan terkesan tidak memiliki daya yang lebih.
"Kalau kebijakan itu tidak memperhatikan kepentingan perempuan, jelas perempuan tetap tidak akan berdaya," tegasnya.
Di balik eksistensi tersebut, perempuan yang aktif di berbagai organisasi ini meminta perempuan Sulawesi Tengah tidak melupakan kodratnya.
Momentum peringatan hari perempuan sedunia menjadi refleksi untuk mengingat peran-peran perempuan di masa sekarang. Keluarga, tambahnya, harus menjadi bagian yang tetap lekat dan tak boleh terabaikan dari peran-peran tersebut.
"Jadi jangan kesibukan dengan karir, heboh dengan pekerjaan, anak hanya diberi segala hal yang dimintanya tetapi tidak pernah dibelai, dan diberi kehangatan," kata Salzulmida.
Akan tetapi tambahnya, keluarga harus menjadi bagian yang tidak boleh terabaikan dan menjadi bagian yang saling mendukung dalam keberadaan perempuan menjalankan peran dan tugas-tugas kompleksnya. Perempuan memiliki kekuatan untuk menguatkan generasi muda dan bangsa, namun juga sebaliknya. "Rapuh dan rentannya perempuan juga sangat mungkin membuat rapuh dan rentannya generasi kita yang akan datang," pungkasnya. (nhr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar