PERUBAHAN PARIGI MOUTONG

PERUBAHAN PARIGI MOUTONG

Sabtu, 29 Desember 2012

Kapolri: Tak Hanya Polisi yang Menangani Teroris


Kapolri: Tak Hanya Polisi yang Menangani TerorisKOMPAS/HENDRA A SETYAWANKapolri Jenderal (pol) Timur Pradopo (kiri)
JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo menegaskan, penanganan terorisme di Indonesia tak cukup hanya dilakukan oleh kepolisian. Polisi membutuhkan kolaborasi dengan instansi terkait dan masyarakat. Hal ini dikatakan Timur menanggapi aksi teror di Poso, Sulawesi Tengah.

"Dari kementerian-kementerian yang lain, lintas departemen, sehingga penanganan Poso adalah penanganan utuh, preemtif, preventif, sampai penegakan hukum. Itu yang harus dicamkan," ujar Timur, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (26/12/2012).

Timur mengatakan, sejauh ini, Polri telah dibantu oleh Badan Intelijen Negara (BIN) dan  lembaga lainnya. Hal itu sebagai upaya deteksi dini dan menciptakan suasana kondusif. "Artinya, pelaksanaan di sana untuk mendukung pembangunan harus kondusif. Itu harus kita lakukan sehingga dalam penanganan Poso ini, Polri dibantu oleh back up intelijen, dari BIN, dari intelijen-intelijen lain," terangnya.

Ia berharap masyarakat dapat berperan membantu polisi dalam tahap pencegahan dan tidak terjadi konflik di Poso seperti beberapa tahun lalu. "Masalah preventif juga begitu. Kita kedepankan juga masyarakat bersama aparat keamanan. Insya Allah, kalau itu kita laksanakan semua, masyarakat Poso akan mempunyai daya tangkal," kata Timur.

Seperti diberitakan, tiga polisi tewas ditembak orang tak dikenal yang diduga kelompok teroris, Kamis (20/12/2012). Saat itu, puluhan anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah dan Palu tengah melakukan patroli di kawasan Tambarana, Kalora, Poso. Tiba-tiba mereka diserang kelompok bersenjata. Baku tembak terjadi pukul 10.00 sampai 13.00. I Wayan tewas akibat luka tembak di bagian dada sebelah kanan, Winarto bagian dada, dan Ruslan di bagian kepala, kemudian menyusul Briptu Eko Wijaya yang sempat dirawat di Rumah Sakit Undata Palu. Eko meninggal dunia, Sabtu (22/12/2012) sekitar pukul 23.15. Ia tertembak di bagian perut dan tangan kiri.

Sementara itu, Briptu Siswandi yang tertembak pada bagian leher masih menjalani perawatan. Selain itu, pada perayaan Natal, Selasa (25/12/2012) kemarin, kepolisian menemukan bom aktif yang siap diledakkan di Pos Terpadu Polisi, Pasar Sentral Poso. Bom waktu itu ditemukan pagi hari sekitar pukul 06.00. Beruntung tim penjinak bom berhasil menggagalkan bom yang telah diatur meledak pukul 08.00.
Editor :
Inggried Dwi Wedhaswary

Tidak ada komentar:

Posting Komentar